Loading Now

3 Ide Ridwan Kamil Atasi Banjir Jakarta: Perbanyak Sarana Parkir Air hingga “Giant Sea Wall”

3 Ide Ridwan Kamil Atasi Banjir Jakarta: Perbanyak Sarana Parkir Air hingga “Giant Sea Wall”

Memasuki musim hujan, bencana banjir menghantui Kota Jakarta. Menjawab hal tersebut, Calon Gubernur atau Cagub Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil mengaku sudah mempunyai jurus mengatasinya.

Pria yang karib disapa RK ini mengatakan, jurus mengatasi banjir pada prinsipnya sama. Hanya, kata dia, tinggal eksekusinya saja yang harus benar dan diperhatikan.

“Teori banjir semua sama aja, tinggal esekusi ya. Di selatan (Jakarta) itu banyakin parkir air kalau hujannya dari Bogor, bendungan kan udah dibangun ya, oleh Pak Jokowi dan saya gubernur (Jabar) dulu, kita akan belanja di sana lebih banyak, sehingga air ditahan dulu,” tutur Ridwan Kamil saat ditanya awak media di Koja, Jakarta Utara, Selasa (5/11/2024).

RK menambahkan, untuk Jakarta di kawasan tengah atau pusat nantinya akan diperbanyak sumur resapan, biopori plus naturalisasi. “Jadi program naturalisasi (sungai) kita lanjutkan,” ucap dia, dikutip dari Liputan 6.

Nantinya, di bagian utara, RK akan mencanangkan pembangunan giant sea wall yang sudah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dia pun optimistis, dengan tiga jurus yang diterapkan di Selatan, Pusat dan Utara maka banjir di Jakarta bisa dikondisikan. “Tiga (jurus) tadi harusnya ya dalam lima tahun kita cicil kerjakan mudah-mudahan banjir akan berkurang,” RK menandasi.

Sebagai informasi, naturalisasi sungai adalah program yang dijalankan Pemprov Jakarta di zaman Gubernur Anies Baswedan.

Pada zaman sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memakai istilah normalisasi sungai untuk menangani banjir Jakarta.

Namun Anies menuturkan naturalisasi sungai berbeda dengan normalisasi. Naturalisasi sungai, diklaim tidak akan menggusur rumah warga di bantaran sungai. Mereka hanya hanya akan digeser tempat tinggalnya.

Anies juga mengatakan, dengan naturalisasi sungai, maka tercipta lingkungan yang ramah karena tetap memperhatikan sisi ekologisnya.

Sebelumnya, Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) menyatakan 10 titik agenda per hari sudah cukup banyak.

Pernyataan tersebut dia sampaikan saat merespons pertanyaan awak media yang membandingkan agenda hariannya tidak lebih banyak dari pesaing terberatnya, Pramono Anung. Khususnya soal blusukan.

“Ya kalau mau membanding-bandingkan silahkan. Agenda saya tiap hari sampai 10,” kata RK saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).

RK pun berujar, bisa saja jumlah itu diperbanyak. Syaratnya, harus menjadi robot dulu yang tak perlu waktu istirahat. “Kecuali saya mau jadi robot yang tanpa istirahat, tapi kan gak mungkin juga,” ungkap dia.

RK menegaskan, efektivitas blusukan bukan dari banyaknya jumlah titik yang disambangi. Melainkan optimalisasi setiap titik kunjungan yang disinggahi.

“Yang namanya blusukan itu bukan soal jumlah. Tapi seberapa efektif, jumlahnya optimal, menyentuh warga sebanyak mungkin kan kira-kira begitu,” singgung RK.

RK memastikan, gaya kampanyenya tidak hanya dengan blusukan melainkan juga bersilaturahmi dengan warga.

Salah satunya seperti yang hari ini dia lakukan saat bertemu Kelompok Majelis Taklim Peduli Palestina Jakarta di kawasan Gandaria Jakarta Selatan.

“Metode kampanye kan gak hanya blusukan. Ada seperti ini. Ini kan dibalik 65 majelis ta’lim, ada ribu-ribu. Apakah saya harus satu-satu berkeliling keribuan? Tentu tidak,” tegas RK.

“Jadi metode itu diserahkan ke masing-masing. Menurut saya gak usah terlalu diperbandingkan karena tiap pasangan punya strategi masing-masing.” imbuh RK menandasi. {}

Share this content: