
Menteri UMKM Maman Abdurrahman Geram Jilbab Impor Dijual Seribuan: Industri Lokal Terancam
Maraknya peredaran baju impor bekas (thrifting) yang ilegal membuat Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman geregetan. Dia menduga ada oknum Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang terlibat.
Menteri Maman mengaku, banyak menerima laporan dari pelaku usaha kecil tentang perdagangan barang bekas ilegal di dalam negeri. “Urusan thrifting, seharusnya mengadunya ke yang buka akses, oknum-oknum di Bea Cukai. Barang-barang impor itu dari China. Hanya dijual 1.000 perak, 2.000 perak,” kata Menteri Maman di Jakarta, dikutip Sabtu (8/11/2025), dikutip dari Golkarpedia.
Selanjutnya dia menyebut produk jilbab buatan luar negeri, banyak beredar di pasar dalam negeri dengan harga murah. “Jilbab itu bayangkan dijual harganya kurang lebih 2.000 perak, 3.000 perak. Hancur pengusaha-pengusaha kita, produsen-produsen kita kelas UMKM,” tutur politikus Partai Golkar itu.
Atas temuan ini, Menteri Maman mengatakan, Kementerian UMKM telah berkoordinasi dengan Kemenkeu untuk menindak oknum Bea Cukai di lapangan.
“Kalau alur barang dari awalnya, hulunya masih buka, enggak akan mungkin bisa. Nah, Alhamdulillah, kemarin untuk barang-barang bekas itu atau thrifting, sudah ditutup,” terang Menteri Maman.
Penutupan impor barang bekas ini, menurutnya, merupakan langkah awal untuk melindungi industri dalam negeri. Berdasarkan data Kementerian UMKM, impor pakaian bekas meningkat tajam dari 7 ton pada 2021, menjadi 3.600 ton pada 2024. Hingga Agustus 2025, volumenya mencapai 1.800 ton. “Pemerintah telah menyiapkan solusi bagi pedagang thrifting, agar tetap bisa bertahan melalui skema substitusi produk lokal,” imbuhnya.
Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari strategi ‘win-win solution’ yang tidak hanya menutup celah impor ilegal, tetapi juga menghidupkan kembali industri fashion lokal sebagai sektor dengan kontribusi terbesar terhadap UMKM nasional.
“Sekarang kita kumpulkan tuh asosiasi-asosiasi, produsen-produsen lokal kita, kita panggil mereka semua, distro-distro yang di Bandung, produsen-produsen baju, segala macam udah kita kumpulkan, nanti kita dorong mereka untuk substitusi, menggantikan produk-produk barang bekas itu,” ungkapnya.
Di sisi lain, lanjut Menteri Maman, pemerintah tengah menyiapkan pembatasan terhadap impor produk murah asal China. Khususnya produk yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri.
“Yang paling besar ini adalah impor-impor produk-produk, baju-baju dari China, yang harganya udah nggak bener itu. Jilbab, batik bayangkan, batik itu sudah ada yang jual batik stempel, batik printing. Harganya sudah enggak karuan itu,” pungkasnya. {}

