Menperin Agus Gumiwang Yakin Jika RI Produksi Baterai Sendiri, Harga Mobil Listrik Bisa Turun 30 Persen
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, menilai harga mobil listrik bisa turun hingga 30 persen bila Indonesia mampu memproduksi baterai untuk kendaraan listrik di dalam negeri. Pasalnya, harga baterai pada mobil listrik bisa mencapai setengah dari total banderol kendaraan yang ditawarkan ke pasar.
Karena itu, menciptakan ekosistem kendaraan listrik sangat penting. “Saya kira akan ada penurunan 20-30 persen dari harga mobil listrik,” kata Agus di Jakarta, Kamis (28/3/2024).
Selain itu, dengan diproduksi baterai secara lokal juga akan dapat menaikkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga nilai atas daya saing industri lokal semakin kompetitif. Pada akhirnya, kata Agus, hal tersebut dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di Indonesia.
“Kalau baterainya sudah kita produksi, industri dalam negerinya sudah memproduksi baterai, nanti yang pertama nilai TKDN kita akan semakin tinggi, Insyaallah nanti akan justru menarik investasi-investasi,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan pabrik mobil listrik di dalam negeri dibutuhkan untuk mencapai target serapan pasar kendaraan, serta agar Indonesia bisa bersaing di pasar internasional. Agus juga mengatakan, perusahaan mobil asal Prancis yakni Renault dan perusahaan mobil asal Vietnam yakni VinFast siap melakukan investasi di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia akan mulai beroperasi April 2024. Memiliki kapasitas hingga 10 Giga Watt (GWh) di tahap awal, fasilitas milik Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power itu berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
“Ekosistem baterai mobil listrik, untuk pabrik 10 GW pertama akan diresmikan sekitar April 2024, sudah produksi,” katanya dalam konferensi pers prospek investasi pasca pemilu 2024 dikutip Senin (18/3/2024).
Momentum ini menandai Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. Adapun dalam fase pertama itu, PT HLI menyerap investasi sebesar 1,1 miliar Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari 32,6 juta sel baterai yang mampu menghasilkan kurang lebih 150.000 EV. (sumber)
Share this content: