
Mendukbangga Wihaji Tegaskan Edukasi Keluarga Jadi Senjata Utama Cegah Bullying
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji menegaskan upaya berkelanjutan kementeriannya dalam memberikan edukasi kepada keluarga untuk mencegah kasus perundungan berulang.
“Sudah saya sampaikan bahwa salah satu tugas kementerian kita adalah edukasi. Saya sudah sampaikan. Bullying tidak boleh,” ujar Wihaji di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Wihaji menyampaikan edukasi menjadi salah satu tugas utama kementerian yang dipimpinnya, termasuk melalui berbagai direktorat yang membina keluarga, seperti Bina Ketahanan Remaja.
Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman bahwa perundungan tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun, baik bagi pelaku maupun korban.
“Tentu tugas kita Kementerian, kita ada beberapa direktorat yang berkenan dengan Bina Keluarga, termasuk Bina Keluarga Remaja, Bina Ketahanan Keluarga yang intinya adalah mengedukasi,” katanya.
Wihaji menambahkan bahwa langkah edukasi ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar isu perundungan ditangani secara serius.
Ia menyebut bahwa kementerian akan terus turun ke lapangan untuk memperkuat pemahaman bahwa perundungan tidak dapat diterima dalam bentuk apa pun.
“Insyaallah kita turun tangan karena ini sudah di-statement-kan juga oleh Bapak Presiden. Kita seriusi, dan ini sangat penting. Terus kita edukasi bahwa bullying apapun alasannya tidak boleh,” jelas Wihaji.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Veronica Tan menyerukan pentingnya kerja bersama dalam memperkuat ekosistem perlindungan anak.
Pernyataan itu disampaikan Veronica dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (24/11), melalui Badan Komunikasi Pemerintah, menyikapi sejumlah kejadian perundungan terhadap anak.
“Pencegahan perundungan bullying secara normatif kita sering dengar, tapi bagaimana menjadikan tanggung jawab bersama. Tidak bekerja sendirian, tentu ajakan keluarga, orang tua, pemerintah, lembaga, masyarakat tentunya,” katanya.
Ia menilai bahwa upaya pencegahan perundungan tidak dapat berhasil apabila dilakukan secara terpisah dan tanpa komitmen kolektif.
Veronica juga menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan literasi digital bagi anak dan orang tua serta memperkuat pengawasan terhadap informasi yang beredar di media sosial.
Menurutnya, peran keluarga sangat penting dalam membangun kebiasaan digital yang sehat, sementara pemerintah terus memperluas edukasi publik agar risiko di ruang digital dapat ditekan. (sumber)
