
IKM Batik Wajib SNI! Menperin Agus Gumiwang Siap Sapu Bersih Produk ‘Batik Palsu’ di Pasaran!
KEMENTERIAN Perindustrian mendorong industri kecil dan menengah (IKM) batik memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) agar produk batik semakin berkualitas dan siap bersaing di pasar global. Langkah ini sekaligus untuk memastikan keaslian proses pembuatan batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan peningkatan standar mutu batik juga menjadi pelindung identitas budaya sekaligus strategi memperluas pasar. “Penerapan SNI akan memperkuat kepercayaan konsumen dan membuka peluang ekspor,” kata Agus dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 22 November 2025.
Kemenperin bekerja sama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) untuk memperluas adopsi SNI Batik. Menurut Agus, kolaborasi dalam bentuk pendampingan teknis dan fasilitasi sertifikasi menjadi kunci memperkuat struktur industri batik nasional.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menjelaskan standar batik sudah tertuang dalam SNI 0239:2019. Standar tersebut memperjelas klasifikasi batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi. Penggunaan malam panas dan canting menjadi ciri utama batik asli, termasuk makna pada motif yang dihasilkan.
Reni berharap standardisasi mendorong peningkatan daya saing sekaligus pelestarian nilai budaya. Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjadikan batik sebagai sektor industri unggulan yang berkontribusi pada perekonomian daerah dan nasional.
Dengan SNI, ia melanjutkan, konsumen dapat membedakan batik asli dengan kain bermotif batik hasil cetak industri massal. “Standar mutu melindungi pelaku IKM batik dan memastikan proses produksi mengikuti pakem yang benar,” kata Reni.
Kemenperin dan BSN sebelumnya menggelar edukasi standardisasi melalui webinar serta pendampingan sertifikasi. Program tersebut diwujudkan dalam bimbingan teknis di Yogyakarta pada 21 November 2025. Sebanyak 15 IKM mengikuti pendampingan dan tujuh di antaranya lolos sertifikasi SNI Batik. (sumber)
