
Dave Laksono Minta Diplomasi RI Diperkuat untuk Resolusi Damai Israel–Iran
Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk memainkan peran politik bebas aktif. Pemerintah juga harus mendorong resolusi damai melalui diplomasi multilateral di PBB, OKI, maupun ASEAN dalam merespons situasi konflik dan perang terkini di Timur Tengah.
“Prinsip utama kita adalah menegakkan perdamaian dunia dan menolak segala bentuk agresi militer yang mengancam stabilitas kawasan,” kata Dave kepada Media Indonesia pada Minggu (22/6/2025).
Dave menyampaikan rasa prihatin mendalam atas eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah. Menurut dia, kondisi ini akan berdampak pada geopolitik hingga ekonomi dunia, sehingga Indonesia harus bersiap menghadapi beberapa dampaknya.
“Saya sangat prihatin atas eskalasi terbaru di Timur Tengah, menyusul serangan terbuka Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama Iran. Ini merupakan peningkatan konflik yang signifikan, dengan potensi dampak geopolitik berskala global,” jelas dia, dikutip dari Golkarpedia.
Dave meminta seluruh pihak agar dapat menahan diri dan kembali ke meja perundingan. Dia menyampaikan perlindungan terhadap WNI di wilayah konflik juga harus menjadi prioritas pemerintah, termasuk kesiapan evakuasi dalam skenario darurat.
“Saya percaya pemerintah saat ini memantau situasi dengan cermat dan akan mengambil langkah strategis, termasuk pernyataan resmi penghentian kekerasan serta penguatan koordinasi dengan negara-negara nonblok untuk menekan eskalasi lebih lanjut,” ujar dia.
Dave menilai Indonesia memiliki potensi untuk tampil sebagai kekuatan moral dan penyeimbang dalam dinamika internasional yang kompleks, dengan memanfaatkan posisi strategisnya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan non-blok.
“Dunia tidak memerlukan konflik baru, apalagi perang global. Indonesia harus tampil sebagai kekuatan moral dan penyeimbang dalam dinamika internasional yang semakin kompleks,” ujar dia.
Pada Sabtu, 21 Juni 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan negaranya telah melancarkan ‘serangan yang sangat sukses’ terhadap tiga fasilitas nuklir milik Iran. Serangan tersebut dilakukan menyusul permintaan dari Israel yang sebelumnya telah lebih dahulu melancarkan serangan udara terhadap beberapa lokasi di Iran yang diduga berkaitan dengan pengembangan senjata nuklir.
Sebelumnya, Israel telah menargetkan beberapa fasilitas yang berhubungan dengan program nuklir Teheran. Keterlibatan Amerika Serikat dalam operasi militer yang digagas Israel terhadap Iran, meski telah ada peringatan keras dari pihak Teheran agar Washington tidak ikut campur—dikhawatirkan akan memicu eskalasi konflik yang sulit dihindari di kawasan tersebut.
Tindakan ini juga membuka kemungkinan Iran akan melancarkan serangan balasan terhadap sejumlah pangkalan militer AS yang tersebar di berbagai wilayah Timur Tengah.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya telah memperingatkan melalui pesan video bahwa campur tangan AS dalam konflik antara Iran dan Israel akan membawa dampak yang sangat serius.
Serangan Israel yang dimulai sejak 13 Juni telah memicu serangan balasan dari Iran, termasuk tembakan rudal ke Tel Aviv, yang mengakibatkan banyak korban luka maupun meninggal di kedua pihak. {}