Wihaji Ingatkan: Keluarga Berkualitas Dasar Indonesia Emas 2045

Wihaji Ingatkan: Keluarga Berkualitas Dasar Indonesia Emas 2045

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji mengajak keluarga saling memeluk dengan erat guna mewujudkan sumber daya manusia berkualitas menyambut Indonesia Emas.

“Keluarga itu penting, keluarga itu fondasi, keluarga itu kekuatan. Untuk seluruh keluarga Indonesia, selamat Hari Keluarga Nasional (Harganas), mari sejenak memeluk keluarga kita dengan erat, tempat kembali untuk pulang setelah berjuang,” katanya di Jakarta, Minggu (29/6/2025), dikutip dari Golkarpedia.

Ia menegaskan kekuatan keluarga akan mengubah Indonesia, sebagai hal utama dalam bernegara. Ketahanan keluarga, menurut dia, penting untuk masa depan Indonesia dengan lima program terbaik hasil cepat atau quick wins Kemendukbangga/BKKBN, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (Sidaya), dan Super Apps Keluarga Indonesia.

Sejarah Harganas bermula sejak 22 Juni 1949 saat Belanda menyerahkan kedaulatan Bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu kemudian, tepatnya pada 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya.

Peristiwa tersebut melandasi lahirnya Harganas sebagai pemberian penghargaan kepada rakyat Indonesia yang telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dan meninggalkan keluarganya.

“Artinya, ini hari penting. Ini peristiwa penting ketika para pejuang mendedikasikan dirinya untuk kemerdekaan karena semua kembali ke keluarga. Inilah sejarahnya,” ujar dia.

Menurutnya, setiap perjuangan pasti bermuara dari keluarga karena mereka sumber yang selalu menghidupkan, tempat bertumbuh dan berkembang bersama, serta mengarahkan kekuatan sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi.

Ia mengatakan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, menghasilkan keluarga berkualitas bisa diibaratkan seperti menambang emas, memang tidak mudah dan prosesnya panjang, tetapi bisa diraih dengan inovasi dan cara-cara baru melalui teknologi.

See also  Maman Abdurrahman Apresiasi Talenta Wirausaha BSI sebagai Pilar Ekonomi UMKM

“Mari, kita ciptakan tambang kemanusiaan tidak hanya melalui cara tradisional. Kalau melalui cara tradisional prosesnya panjang, tetapi coba kita percepat. Generasi emas perlu menggunakan cara-cara baru, cara teknologi. Mengubah perilaku kita coba pakai pendekatan teknologi, juga pencegahannya,” katanya.

Melalui siklus kehidupan, pemerintah bersama seluruh pihak saling berkolaborasi dan turut andil dalam mengelola bonus demografi, untuk menciptakan keluarga yang mandiri, tenteram, dan bahagia.

Berdasarkan pendataan keluarga Kemendukbangga/BKKBN pada 2024, estimasi jumlah keluarga Indonesia 87.845.879 keluarga. Keluarga yang sehat merupakan investasi bagi bonus demografi, termasuk penurunan stunting untuk mencetak generasi emas sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau usia 0-2 tahun.

“Hari ini yang kita cegah melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) adalah sebab stuntingnya apa, hulunya di mana, itulah yang akan kita urai. Apakah air bersih, sanitasi, asupan gizi, atau pernikahan dini, tidak keluar dari situ. Hari ini kita fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Itulah objek penting supaya nanti prevalensi stunting lebih baik,” katanya.

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan prevalensi stunting secara nasional 19,8 persen, sementara tahun 2023 sebesar 21,5 persen, sedangkan target Presiden Prabowo Subianto melalui Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk 2025 yakni 18 persen, kemudian untuk 2029 adalah 14 persen.

“Mari, berjuang bersama ciptakan keluarga Indonesia yang mandiri, tenteram dan bahagia, dari keluarga untuk Indonesia maju, selamat Hari Keluarga Nasional ke-32 bagi seluruh keluarga Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dari Talaud hingga Rote,” demikian Wihaji. {}

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )